Rabu, 14 Desember 2011

puisi jalalludin rumi





KERANA CINTA
Kerana cinta duri menjadi mawar
kerana cinta cuka menjelma anggur segar
Kerana cinta keuntungan menjadi mahkota penawar
Kerana cinta kemalangan menjelma keberuntungan
Kerana cinta rumah penjara tampak bagaikan kedai mawar
Kerana cinta tompokan debu kelihatan seperti taman
Kerana cinta api yang berkobar-kobar
Jadi cahaya yang menyenangkan
Kerana cinta syaitan berubah menjadi bidadari
Kerana cinta batu yang keras
menjadi lembut bagaikan mentega
Kerana cinta duka menjadi riang gembira
Kerana cinta hantu berubah menjadi malaikat
Kerana cinta singa tak menakutkan seperti tikus
Kerana cinta sakit jadi sihat
Kerana cinta amarah berubah
menjadi keramah-ramahan

KEARIFAN CINTA
CINTA yang dibangkitkan
oleh khayalan yang salah
dan tidak pada tempatnya
bisa saja menghantarkannya
pada keadaan ekstasi.
Namun kenikmatan itu,
jelas tidak seperti bercinta dengan kekasih sebenarnya
kekasih yang sedar akan hadirnya seseorang

CINTA
“Dia adalah, orang yang tidak mempunyai ketiadaan,
Saya mencintainya dan Saya mengaguminya,
Saya memilih jalannya dan Saya memalingkan muka ke jalannya.
Setiap orang mempunyai kekasih, dialah kekasih saya,
Kekasih yang abadi. Dia adalah orang yang Saya cintai,
Dia begitu indah, oh dia adalah yang paling sempurna.
Orang-orang yang mencintainya adalah para pecinta
yang tidak pernah sekarat. Dia adalah dia dan
dia dan mereka adalah dia.Ini adalah sebuah rahasia
Jika kalian mempunyai cinta, kalian akan memahaminya.

CINTA : LAUTAN TAK BERTEPI
Cinta adalah lautan tak bertepi
langit hanyalah serpihan buih belaka.
Ketahuilah langit berputar karena gelombang Cinta
Andai tak ada Cinta, Dunia akan membeku.
Bila bukan karena Cinta,
Bagaimana sesuatu yang organik berubah menjadi tumbuhan?
Bagaimana tumbuhan akan mengorbankan diri demi memperoleh ruh (hewani)?
Bagaimana ruh (hewani) akan mengorbankan diri demi nafas (Ruh) yang menghamili Maryam?
Semua itu akan menjadi beku dan kaku bagai salju
Tidak dapat terbang serta mencari padang ilalang bagai belalang.
Setiap atom jatuh cinta pada Yang Maha Sempurna
Dan naik ke atas laksana tunas.
Cita-cita mereka yang tak terdengar, sesungguhnya, adalah
lagu pujian Keagungan pada Tuhan.

PERIH CINTA
Perih Cinta inilah yang membuka tabir hasrat pencinta:
Tiada penyakit yang dapat menyamai dukacita hati ini.
Cinta adalah sebuah penyakit karena berpisah, isyarat
Dan astrolabium rahasia-rahasia Ilahi.
Apakah dari jamur langit ataupun jamur bumi,
Cintalah yang membimbing kita ke Sana pada akhirnya.
Akal ’kan sia-sia bahkan menggelepar ’tuk menerangkan Cinta,
Bagai keledai dalam lumpur: Cinta adalah sang penerang Cinta itu sendiri.
Bukankah matahari yang menyatakan dirinya matahari?
Perhatikanlah ia! Seluruh bukit yang kau cari ada di sana.

PERNYATAAN CINTA
Bila tak kunyatakan keindahan-Mu dalam kata,
Kusimpan kasih-Mu dalam dada.
Bila kucium harum mawar tanpa cinta-Mu,
Segera saja bagai duri bakarlah aku.
Meskipun aku diam tenang bagai ikan,
Tapi aku gelisah pula bagai ombak dalam lautan
Kau yang telah menutup rapat bibirku,
Tariklah misaiku ke dekat-Mu.
Apakah maksud-Mu?
Mana kutahu?
Aku hanya tahu bahwa aku siap dalam iringan ini selalu.
Kukunyah lagi mamahan kepedihan mengenangmu,
Bagai unta memahah biak makanannya,
Dan bagai unta yang geram mulutku berbusa.
Meskipun aku tinggal tersembunyi dan tidak bicara,
Di hadirat Kasih aku jelas dan nyata.
Aku bagai benih di bawah tanah,
Aku menanti tanda musim semi.
Hingga tanpa nafasku sendiri aku dapat bernafas wangi,
Dan tanpa kepalaku sendiri aku dapat membelai kepala lagi.

TANPA CINTA, SEGALANYA TAK BERNILAI
Jika engkau bukan seorang pencinta,
maka jangan pandang hidupmu adalah hidup
Sebab tanpa Cinta, segala perbuatan tidak akan
dihitung Pada Hari Perhitungan nanti
Setiap waktu yang berlalu tanpa Cinta,
akan menjelma menjadi wajah yang memalukan dihadapanNya.
Burung-burung Kesedaran telah turun dari langit
dan terikat pada bumi sepanjang dua atau tiga hari
Mereka merupakan bintang-bintang di langit
agama yang dikirim dari langit ke bumi
Demikian pentingnya Penyatuan dengan Allah
dan betapa menderitanya Keterpisahan denganNya.
Wahai angin, buatlah tarian ranting-ranting
dalam zikir hari yang kau gerakkan dari Persatuan
Lihatlah pepohonan ini ! Semuanya gembira
bagaikan sekumpulan kebahagiaan
Tetapi wahai bunga ungu, mengapakah engkau larut dalam kepedihan ?
Sang lili berbisik pada kuncup : “Matamu yang menguncup akan segera mekar. Sebab engkau telah merasakan bagaimana Nikmatnya Kebaikan.”
Di manapun, jalan untuk mencapai Kesucian Hati
adalah melalui Kerendahan Hati.
Hingga dia akan sampai pada jawaban “YA” dalam pertanyaan :
“Bukankah Aku ini Rabbmu ?”

 Jallaludin Rumi


Cinta adalah kekuatan. Cinta itu tidak melemahkan. Karena cinta seseorang mampu mendaki gunung, menyeberangi lautan. Karena cinta seseorang mampu bertahan dalam penderitaan. Sepasang kekasih yang saling mencintai, keduanya saling memberikan kekuatan.
Kekasih adalah pembimbing. Ketika seseorang ikhlas mengatakan Allah adalah kekasihnya, maka Allah akan membimbingnya. Kekasih yang berwujud manusia pun seharusnya seperti itu, sebagai pembimbing. Jalaluddin Rumi berkata, “Janganlah menjadi teman setia nafsu seksual. Hiduplah bersama orang-orang yang memiliki pembimbing yang benar. Pengayom mereka selalu melindungi.”
Dimanakah Posisi Cinta dan Dimanakah Posisi Birahi?
“Janganlah engkau hanya peduli pada pada wujud-wujud yang tampak, berpusatlah pada yang tersirat di sebaliknya,” ujar Rumi.
Birahi adalah ‘wujud-wujud yang tampak’ dan cinta adalah ‘yang tersirat di sebaliknya’. Cinta itu dalam, birahi itu dangkal. Dalam kondisi ketertarikan kepada lawan jenis, ketika seseorang hanya berhenti pada ‘wujud-wujud yang tampak’ pada seseorang, maka ia sedang membirahikan seseorang. Dan, ketika seseorang sampai kepada ‘yang tersirat di sebalik’ seseorang, maka ia sedang mencintai seseorang.
“Adaikata tidak penting untuk melestarikan generasi manusia, Adam pasti telah mengebiri dirinya sendiri untuk melampaui nafsu birahinya”, lanjut Rumi.
Generasi manusia adalah cinta, karena generasi manusia adalah kekuatan dunia. Cinta harus diletakkan di atas birahi, bukan sebaliknya birahi diletakkan di atas cinta.
Ketika cinta diletakkan di atas birahi, cinta itu akan mengendalikan birahi. Sebaliknya, ketika birahi diletakkan di atas cinta, maka cinta menjadi lebur, lenyap, dan hilang.
Sudah kodrat manusia memiliki rasa cinta dan rasa birahi. Keduanya ibarat harum wangi mawar yang entah bagaimana tetap terpisah dari mawar itu sendiri. Namun, kalau sekiranya hanya ada birahi dan tidak ada cinta, maka sejak dahulu Adam pasti telah mengebiri dirinya sendiri untuk membunuh nafsu birahinya.
Demikianlah penjelasannya.

CANGKANG TELUR  RAGA
 
Jika kau ingin rasakan kegairahan,
Maka tinggalkan pikir, dan keluar dari cemas,
Kau seperti burung ganjil
dalam cangkang telur raga.
Kau tak bisa terbang karena kau di dalam telur.
Tapi ketika telur ini dihancurkan,
kau akan terbang bebas dan selamatkan sukmamu.
SAAT  BERKELANA
Malampun tiba,
saat untuk menyepi dan sendiri.
para pecinta mengarahkan wajah kebulan.
O, bulan para pemuja,
bulan itu tersenyum.
O para pejalan malam,
saatnya mulai mengayun langkah.
Tidur pun tiba,
Semua “aku-aku” dan “kami-kami” dilupakan.
Inilah waktu-tanpa-tidur
bagi mereka yang menerima Tuhan
Inti bagaikan gabah
bercampur dalam tubuh batang padi.
Begitu tubuh jatuh tertidur
Sang inti tinggal sendiri.
BUKALAH PINTUMU
Jika kau mau buka pintumu
untuk satu kesempatan saja,
kau akan melihat segalanya dan setiap orang
sebagai teman di rumahmu.
Pada saat itu, Jakub akan lihat anak lelakinya.
Pada saat itu, pramusaji minuman Kemanunggalan
akan melayani dikau dengan anggur mulia Tuhan.
Kecantikannya akan menunjukkan wajahnya dan berkata,
“Akulah dia yang melihat kamu, yang mencintaimu.
Karena kau tinarbuko terhadap restuku,
kau tak perlu takut pada apapun”.
Tak seorang pun di sini rasa iri
kepada pencapaian siapapun.
Di dalam kebun sukma, setiap orang bahagia.
MABUK KEMANUNGGALAN
Pakai akal sehatmu!
Kita adalah pemabuk kemanunggalan!
Ini hampir larut malam, datang lebih awal lain kali.
Di mana kau bilang kedai minummu?
Perhatikan baik-baik mabuk kami,
bila kau tak bingung atau pikun.
Tanyakan padanya: Di mana jubahmu?
Di mana sorbanmu?
Seorang anak berandal merebut sorbanmu,
yang lain menarik jubahmu, begitulah adanya.
Wajaqhmu lebih pucat ketimbang bulan.
Di mana pelindungmu?
Siapa mengurusi engkau?
Seorang asing datang, dan mulai lecehkan
kemabukan abadi.
Kenapa kau tak bergegas cari bantuan mereka?
Di mana keberanianmu?
Di mana kejantananmu?
O dia yang mengumbar kata-kata,
diamlah, jadilah seperti telinga yang mendengarkan saja.
Jangan sekedar menjadi tukang kata saja bagi orang banyak.
Di mana kegembiraanmu?
Di mana kata-katamu tentang luapan kegembiraan?